Rabu, 14 Maret 2012

ANATOMI IKAN NILA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk kebutuhan domestic dan luar negeri. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasar adalah Budidaya Ikan. Budidaya Ikan Air  Tawar salah satunya adalah Ikan Nila (Indhie, 2009).
Ikan nila memiliki factor penting yaitu rasa dagingnya yang vkhas dengan kandungan omega pada patin dan gizi yang cukup tinggi, sehingga ikan nila sering dijadikan sumber protein yang murah dan mudah didapat. Serta harga jualnya yang terjangkau oleh masyarakat (Dhewi, 2005).
Morfologi Ikan Nila adalah memiliki bentuk yang pipih kea rah vertical (kompres), bertulang belakang (vertebrata). Habitatnya perairan, bernafas dengtan insang dan menjaga keseimbangan tubuh menggunakan sirip. Sirip-sirip tersebut bersifat Poikilotermal (Dwisang, 2008).

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila.

1.3  Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Oktober 2011 pada pukul 18.00-20.00WIB, bertempat di gedung C lantai 1 Laboratorium Hidrologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Nila
Ikan Nila atau Oreochromis niloticus termasuk jenis hewan vertebrata yang seluruh badannya bersisik dan mempunyai gurat sisi. Ikan Nila termasuk dalam filum Chordata yang berarti bertulang belakang atau kerangka tubuh (Dwisang, 2008).
Ikan Nila merupakan salah satub jenis ikan yang dapat dibudidayakan di kolam dan memiliki nilai ekonomis yang cukup penting. Potensi Ikan Niloa sebagai Ikian Budidaya cukup besar, karena memiliki kelebihan, yaitu :
Þ           Mudah berkembang biak di lingkungan budidaya
Þ           Dapat menerima makanan yang beragam
Þ           Toleransi terhadap kadar garam/salinitas tinggi
Þ           Pertumbuhannya Cepat

            Habitat lingkngan Ikan Nila, yaitu : danau, Sungai, Waduk, Rawa, Sawah, dan perairan lainnya. Selain itu Ikan nila mampu hidup pada perairan payau, misalnya tambak dengan salinitas maksimal 29% oleh karena itu masyarakat yang berada di daerah sekitar pantai dapat membudidayakannya khusus kegiatan pembesaran Ikan Nila (Santoso,1996).

2.2 Klasifikasi Ikan Nila
            Menurut Dr. Trewavas (1982) klasifikasi lengkap Ikan Nila adalah sebagi berikut :
            Fillum              : chordate                   
            Sub Fillum       : vertebrata                 
Kelas               : detoichtyas              
Sub Kelas        : achanthoptarigi        
Ordo                : parcomorphi                                                             
Sub Ordo        : parchokka
Family             : cichlidan
Genus             : oreochromis
Spesies           : niloticus sp

Nama Latin                 :Oroechromis niloticus
Nama Indonesia          : Nila
(Ditetapkan Dirjen Perikanan 1972)
Daerah penyebaran : Afrika, Amerika, Eropa, Asia
                                                                                                (Santoso, 1962)
2.3 Morfologi Ikan Nila
Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/termal.
Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan  sebagai indikasi kematangan gonad (Pratama, 2009).
Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari darsal yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi siap awal dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Pratama, 2009).


2.4 Anatomi Ikan Nila
            Menurut wordpress (2010), adapun anatomi dari ikan nila adalah sebagai berikut :
1.      Sistem penutup tubuh (kulit)   : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lender dan sumber-sumber pewarnaan
2.      Sistem otot (Urat Daging) : penggerak tubuh, sirip-sirip, insang, organ listrik
3.      Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot, pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
4.      Sistem pernafasan (respirasi)            : organnya terutama insang, ada organ-organ tambahan
5.       Sistem peredaran darah (sirkulasi)   : organnya jantung dan sel-sel darah, mengedarkan O2, nutrisi dan sebagainya
6.      Sistem pencernaan 1 organnya saluran pencernaan dari mulut sampai anus
7.      Sistem Hormon                                  : kelenjar-kelenjar hormone untuk pertumbuhan reproduksinya dan sebaginya
8.      Sistem Saraf                                       : Organ otak dan saraf-saraf tepi
9.      Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi   : Organnya terutama ginjal
10.  Sistem reproduksi dan Embriologi     : Organnya Gonad Jantan dan Betina

Ada hubungan yang sangat erat antara kesepuluh sistem anatomi tersebut, misalnya : Menentukan cara bergeraknya daging dan system rangka. System pernapasan dan peredaran darah O2 dari perairan di tangkap oleh darah, dipertukarkan dengan CO2 dibawa ke seluruh tubuh oleh darah (wordpress,2010.
Anatomi atau organ-organ internal ikan adalah bjantung, alat pencerna, Gonad kandung kemih, dan Ginjal. Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput atau membrane yang tipis berwarna hitam y6ang biasanya dibuang joke ikan sedang disiangi (Pratama, 2009).
2.5 Sistem Pencernaan Ikan Nila
            Sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai berikut. Dari mulai anggota mulut, esophagus/Kerongkongan, Lambung, usus dan terakhir anus (Dwisang,2008).
            Proses penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik dan kimia. Sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).
            Sisitem pencernaan pada hewan vertebrata dibangun oleh pembuluh-pembuluh yang sifatnya sangat muskuler, yang dimulai dari bagian mulut sampai anus. Organ-organnya adalah rongga mulut à faring à esophagus à lambung à usus halus à usus besar dan rektum (Pratama, 2009).

2.6 Ekskresi dan Reproduksi
                        Sistem ekskresi dan reproduksi pada Ikan Nila adalah sebagai berikut
            2.6.1 Sistem Ekskresi
            Nekanisme system Ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar adalah : ikan tidak banyak minum, aktif menyerap ion organic, melalui insang dan mengeluarkan urin yang encer dalam jumlah yang besar (Dwisang, 2008).
            Sistem Ekskresi melibatkan organ insang, kulit, Ginjal berfungsi mengekskresikan zat-zat sisa metabolism yang mengandung Nitrogen (Pratama,2009).
            Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan 5%, 10%dari seluruh metaydisme (Pratama, 2009).

            2.6.2 Sistem Reproduksi
            Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis. Pada ikan betina mempunyai indung telur, keduanya terletak pada rongga perut. Sebelah kandung kemih dan kanan cili mentari keadaan Gonad Ikan sangat menentukan kedewasaan ikan, meningkat dengan makin meningkatnya fungsi Gonad. Ikan nila umumnya memiliki gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut disebelah bawah ginjal (Pratama, 2009).
            Nila berasal dari sungai nil, secara ilmiah/alamiah dapat berkembang biak sepanjang tahun. Namun frekuensi pemijahan, banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah berkembang biak tanpa perlakuan khusus (meitanisyah, 2010).
            Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya membuat kubangan berbentuk bulat didasar perairan, kolan (Santoso, 1996).

2.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik
Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam yakni sisik Gonoid, yang merupakan sisik besar dan kasar, berbentuk lempengan tunggal biasanya tersusun genting. Sisik placoid berbentuk bundar sirkular tetapi tidak sebundar cosmoid. Sisik Stenoid tekstur tajam pada permukaan. Cosmoid berbentuk bulat, halus. Clasoid ujungnya tajam disatu sisi. Posterior dan anteriordiraba halus dan joke dibalik kasar (Saputra, 2007).
Ada beberapa jenis Ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti pada paddlefish. Ikan yang hanya ditemukan sepanjang literalis (Dwisang,2008.)
Ikan Sidat (angulla) yang terlihat seperti tidak bersisik tetapi sisiknya kecil yang berlapisi lender yang tebal (Meitanisyah, 2010)


2.8 Jenis dan Bagian Fungsi Ekor
            Menurut Seaworld (2011) adapun jenis dan bagian fungsi ekor adalah :
No
Jenis Ekor
Fungsi
Gambar
1.
Rounded
Memiliki ekor yang kuat untuk melindungi diri namun lambat dalam berenang


(Aquaviews.2011)
2.
Imargind
Memiliki ekor yang kuat untuk berenang


(Aquaviews.2011)
3.
Forked
Ikan dapat terus berenang dengan sirip yang bercabang


(Aquaviews.2011)
4.
Lunated
Merupan ikan tercepat dan ekornya berfungsi untuk menjaga kecepatan dalam jangka waktu yang lama.




(Aquaviews.2011)
5
Trunced
Memiliki ekor yang kuat untuk melindungi diri, namun lambat dalam berenang



(Aquaviews.2011)
6.
Pointed
Untuk mempermudah gerakan saat berenang


(Aquaviews.2011)

 
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :
1.    Sectio Set             : seperangkat alat bedah untuk membedah ikan
2.    Nampan                : tempat untuk alas alat dan bahan
3.    Kamera                 : untuk menggambar objek
4.    Cover Glass          : menutup objek pada objek glass
5.    Mikroskop             : mengamati struktur Anatomi, Fisiologi dan Morfologi
: ikan nila yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata
6.    Lap Basah             : sebagai alat untuk menetralisir keadaan ikan
7.    Beaker glass         : sebagai wadah larutan aquades
8.    Masker                  : melindungi saat menghirup udara
9.    Objek glass           : meletakkan Objek yang akan diamati
10.  Pipet tetes             : untuk mengamb il larutan dalam beaker glass
11.  Sarung tangan      :untuk melindungi tangan dari bahan agar tidak melukai tangan

3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan NIla (Oreochromis niloticus) adalah:
1.    Ikan Nila                : sebagai objek yang akan diamati
2.    Tissue                    : membersihkan alat
3.    Aquades                : sebagai cairan fiksasi








BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam Praktikum Biologi Dasar Ikan Nila, dapat dijelaskan sebagai berikut :
4.1 Data dan Gambar Hasil Pengamatan
Dalam praktikum Biologi Dasar ikan nila, diketahui bahwa data-data Ikan Nila sebagai berikut :
4.1.1 Bagian-bagian Sirip Ikan ikan Nila adalah :
         a. Sirip Darsal          : punggung
         b. Sirip Caudal         : Ekor
         c. Sirip Anal              : Anus
         d. Sirip Pektoral       : Perut
         e. Sirip Ventral         : Dada
4.1.2 Macam-macam bentuk caudal adalah :
                a. Rounded (Bulat)          :
                b. Forked                         :
                c. Idented/Imargined       :
                d. Square (truncate)         :
                e. Lunate                          :
                f. Pointed                            :              
                Ikan Nila termasuk ikan yang memiliki bentuk ekor Imargined/Idented
4.1.3 Macam-macam Bentuk Sisik Ikan :
                a. Cosmoid                          : bundar-bundar, tekstur halus, penuh
                                Contoh                 : Ikan Purba
                b. Plakoid                            : Ujung panjang tajam satu sisi, joke diraba posterior    dan
: anterior halus, jika dibalik kasar
                                Contoh                 : Ikan hiu
                c. Cycloid                             : Bundar circular, tidak sebundar cosmoid
                                Contoh                 : Ikan Kapus
                d. Stenoid                           : Seperti cycloid bundar, tapi tekstur tajam di  permukaan
                                Contoh                 : Ikan Nila
e. Ganoid                            : bentuk lempengan tunggal, biasanya sisik tersusun
                                                                : seperti susunan atap
                                Contoh                 : Ikan Purba
         Jadi, Ikan Nila termasuk ikan yang memiliki jenis sisik Stenoid.
  4.1.4 Bagian-bagian insang yang dimiliki oleh ikan nila adalah :
                                a. Gill filament = berfungsi untuk menyaring oksigen    
                        b. Gill raker     = berfungsi untuk meremas-remas makanan
                        c. Gill art          = berfungsi untuk menempelkan gill raker dan gill
= filament
4.1.5 Ciri-ciri Usus yang dimiliki oleh ikan, adalah :
                 a. Ikan Herbivora
Ususnya panjang, kecil, lembut => karena herbivora tumbuhan dan proses pencernaannya lama
                        b. Ikan karnivora
Ususnya pendek, besar, kasar => karena untuk pross pencernaan ikan dengan proses yang cepat
                        c. Ikan Omnivora
                            Ususnya ideal
          4.1.6 Sistem Pencernaan Ikan Nila :
                     Adapun system pencernaan Ikan Nila sebagai berikut :
                                Mulut à Esofagus à Lambung à Usus à Anus
          4.1.7 Sistem Ekskresi pada Ikan Nila, yaitu :
                    Ginjal, Urogenetal, Insang, Kulit
          4.1.8 Sistem reproduksi :
                    Sistem reproduksi pada Ikan Nila berada di GONAD.


          4.1.9 Gambar Hasil Pengamatan
         Adapun hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum Biologi Dasar Ikan Nila adalah :

4.2 Analisa Prosedur
Adapun analisis prosedur dari praktikum Biologi dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :
                 4.2.1 Pengamatan Alat Pencernaan dan sekresi :
            Dalam pengamatan alat pencernaan dan sekresi adalah ambil Ikan Nila dengan Lap basah dan jaring. Lap Basah digunakan untuk menetralisir keadaan ikan nila. Kemudian letakkan ikan nila di nampan. Lalu ikan Nila ditusuk dengan penusuk pada bagian antara bola mata ikan (meolula oblongata). Kemudian amati dan digambar bagian ikan nila. Setelah itu dibuka bagian perut ikan nila mulai dari anus hingga rongga perut secara melintang dengan seetroset agar lebih mudah membuka bagian dari ikan nila tidak sobek atau tergores. Joke salah satu bagaian pencernaan terkena alat potong maka tidak akan terlihat bentuk-bentuk ikan nila. Lalu amati dan digambar bagian pencernaan dan sekresi dari ikan nila setelah dapat membuka bagian tubuh ikan nila, lalu amati hasilnya.
                 4.2.2 Pengamatan Sisik :
            Dalam pengamatan sisik ikan nila yang sudah mati, diambil sisiknya dengan menggunakan pinset agar lebih mudah mengambil sisiknya. Kemudian ditaruh di atas objek glass. Tetesi dengan aquades agar bayangan objek dapat terlihat, tutup dengan cover glass dengan sudut 45o agar tidak terjadi gelembung. Amati bagian sisik dengan mikroskop. Lalu digambar hasil pengamatannya.
                 4.2.3 Pengamatan pada Insang Ikan Nila :
            Pengamatan yang dilakukajn pada insang Nila adalah ambil insang yang ada dibagian Kepala (Caput) Ikan Nila dengan menggunakan pinset. Lalu diamati dan digambar bagian Insang.






4.3 Analisis Hasil
           Adapun analisis hasil dari praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah : Pada percobaan ikan nila setelah dibedah tampak bagian dalamnya yaitu insang, hati, lambung, usus, pancreas dan gelombang renang. Gelombang renang berfungsi untuk mengatur naik turunnya ikan saat berenang.
           Selain organ dalamnya terdapat juga organ bagian ikan yaitu sirip dan sisik. Pada ikan nila adalah catenoid, bentuknya sedikit bergerigi dan fungsi sisik yaitu untuk mengklarifikasi ikan.
           Fungsi sirip yaitu menyeimbangkan tubuh ikan dan mempermudah gerakan pada saat berenang. Insang terletak di samping kepala ikan dan pada insang, oksigen dalam air ditangkap oleh darah lalu ke pembuluh darah. System pencernaan dari mulut kerongkongan, lambung, usus, dan berakhir ke anus,
           Ikan nila memiliki sisik yang berjenis stenoid. Fungsi dari sisik ikan Nila sendiri adalah untuk melindungi tubuh ikan. Bentuk dari sisik ikan nila yang terbentuk stenoid seperti cycloid bundar, tetapi tekstur tajam di permukaan.
           Ikan nila memiliki bentuk caudal bertipe Imargind, yang memiliki ekor yang kuat untuk berenang. Ikan nila biasanya dapat berenang dengan cepat.













BAB V
PENUTUP

5.2 Kesimpulan
           Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum Biologi dasarc tentang Sistematika, morfologi, Fisiologi dan Anatomi ikan Nila sebagai berikut :
Ø Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan hewan air jenis vertebrata
Ø Seluruh badan ikan memiliki sisik dan gurat sisi
Ø Reproduksi ikan nila memiliki sisik dan gurat sisi
Ø Reproduksi ikan nila terjadi di luar tubuh
Ø Sistem pencernaan ikan nila adalah sebagai berikut :
Mulut à Esophagus à Lambung à Usus à Anus
Ø Ikan nila termasuk ke dalam fillum chordate yang berarti tulang atau kerangka tubuh
Ø Sistem Ikan Nila dalam ekskresi adalah : Ginjal, Uregenital, insang, kulit
Ø Bagian tubuh ikan terdiri dari :
1.    Kepala (caput)
2.    Trunchus (Badan)
3.    Ekor (Caudal)

5.2 Saran
Pada praktikum Biologi dasar tentang sistematika, morfologi, fisiologi dan anatomi ikan nila, sebaiknya praktikum untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin dan perlunya perlengkapan alat uhntuk menunjang kelancaran dalam praktikum







DAFTAR PUSTAKA

Dhewi, 2008 Kualitas Ikan Nila. Graha Ilmu: Jakarta
Dwisang, 2008. Struktur Tubuh Ikan Nila: Yogyakarta
Image. 2009. Caudal of Nila Fish. http://aquaviews.net
                 Diakses tanggal 07 Oktober 2011 pukul 09.31 WIB
Image, 2009. Gambar ikan Nila. http://meitanisyah.wordpress.com
                 Diakses tanggal 07 Oktober 2011 pukul 09.36 WIB
Image, 2009. Sisik Ikan Nila. http://australianmuseum.net.au
                 Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011 pukul 12.16 WIB
Indhie. 2009. Ikan Nila. http://indhie.wordpress.com
                 Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011 pukuol 16.30 WIB
Trewavas.Dr, 2009 Klasifikasi Nila. http://meitanisyah.wordpress.com
                 Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011 pukul 12.19 WIB
Meitanisyah, 2010 Anatomy of Fish. Erlangga: Jakarta
Pratama, 2009. Morfologi Ikan Nila. Airlangga. Jakarta
Putra, adriansyah, 2010. Macam-macam sisik ikan nila. Graha Ilmu: Jakarta
Rustidja,1996. Pola warna dan genetika ikan. Jakarta
Santoso. Budi 1996. Budidaya Ikan Nila. Kasinius: Yogyakarta
Santoso,budi,1996. Sistem reproduksi. Kasinius: Yogyakarta
Seaworld. 2011. Jenis ekor Ikan. http://seaworld.org/aquaviews/tetra/mbuthfish.htm
                 Diakses pada tanggal 7 Oktober 2011 pukul 13.01 WIB

BIOLOGI DASAR (MIKROSKOP)




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani dari kata micro = kecil dan scopium = melihat. Mikroskop adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang memepelajari benda kecil dengan menggunakan alat yang disebut mikroskopi. Dan kata Mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Wikipedia, 2009).
            Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu mikroskop monokuler, dan mikroskop binokuler. Mikroskop binokuler itulah yang biasanya digunakan di laboratorium (risnadar ,2009).
            Untuk mengetahui cara penggunaan dan pemeliharaan mikroskop binokuler serta cara pembuatan preparat diperlakukan praktikum dan pemebelajaran yang mendalami mengenai mikroskop (scale, 1961).

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Biologi Dasar tentang Penggunaan Mikroskop yaitu untuk mengetahui cara pengguaan mikroskop.
Tujuan dari praktikum Biologi Dasar tentang Penggunaan Mikroskop yaitu untuk memperkenalkan Mikroskop Binokuler dan Pemeliharaan serta pembuatan preparat.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi Dasar tentang penggunaan Mikroskop ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 September 2011 pukulo 18.00 - 20.00 WIB. Bertempat di gedung C (Lantai 1 Laboratorium Ilmu-Ilmu Perikanan (IIP)) Fakultas Periakanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.


2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikroskop
   Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengenali benda-benda mikroskopis menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop berasal dari bahasa Latin, mikro= kecil, scopioum = penglihatan (Wikipedia,2009).
 Orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat mikroskop ini adalah Zachrians Janssen. Di bantu dengan Hans Janssen, mereka membuat mikroskop pertama kali, yang dibuat saaat itu mampu melihat perbesaran objek hingga 150× dari ukuran asli.
 Ada berbagai macam mikroskop, ada dua jenis mikroskop bedarasarkan kemampuan objek yang diamati yaitu Mikroskop 2 dimensi (mikroskop cahaya) dan Mikroskop 3 dimensi (Mikroskop Stereo). Berdasarkan sumber dayanya dibedakan menjadi Mikroskop Cahaya dan mikroskop Elektron. Mikroskop memiliki berbagai macam bentuk, yaitu mikroskop monokuler,mikroskop binokuler, mikroskop perbedaan fase, mikroskop gelap terang (Wikipedia, 2009).
2.2 Sejarah Mikroskop
Menurut Hadi Irawan, (2008) sejarah mikroskop sebagai berikut :
Kata mikroskop (microscopie) berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata (micron=kecil dan scopos = tujuan). Yang maksudnya adalah alat yang digunakan untuk melihat benda objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata.
Dalam sejarah yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah dua ilmuan Jerman yaitu Hans Janssen dan Zachrians Janssen (Ayah-anak) pada tahun 1590.  Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama Mikroskop Galileo.
Mikroskop jenis ini menggunakan Lensa Optik, sehingga disebut dengan Mikroskop Optik. Mikroskop yang dirakit dengan Lensa Optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini disebabkan karena limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200nm. Untuk itu mikroskop berbasis Lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200nm.

2.3 Macam-macam Mikroskop dan Contohnya.

      Menurut Amelia Piliang dan Dido, (2007), mikrokop ada beberapa jenis,yaitu:
a)    Mikroskop Cahaya
Mikroskop ini mempunyai bagian-bagian bersifat optis. Yang berguna untuk mengamati benda-benda transparan dengan perbesaran 1000×.
b)    Mikroskop Stereo
Mikroskopini mempunyai 7-30×, ketajaman lensanya lebih baik jika dibandingkan mikroskop cahaya. Jika mengunakan mikroskop cahaya, kita dapat melihat benda dalam tiga dimensi.
c)    Mikroskop Pender
Mikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda asing/antigen dalam jaringan.
d)    Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis hampir mendekati batas dayu pisah mikroskop majemuk.
e)    Mikroskop Elektron
Mikrokop ini mempunyai perbesaran sampai 100.000×. Mikroskop ini mengunakan electron sebagai pengganti cahaya.
f)     Mikroskop fase Konntras
Mikroskop ini digunakan untuk meneliti fase Ilmiah.


 a. Mikroskop Cahaya

 
i. Mikroskop Monokuler

iii. Mikroskop Pender
ii. Mikroskop Binokuler
iv. Mikroskop Medan Gelap



v. Mikroskop Elektron
vi. Mikroskop Fase Kontras




2.4 Bagian –bagian Mikroskop dan Fungsinya

Menurut Susilowati, (2007) Mikroskop terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :

a.    Lensa Okuler                        : Lensa yang dekat dengan pengamat dan berfungsi sebagai  kaca pembesar yang membentuk bayangan maya tegak dan diperbesar dari bayangan yang dibentuk Lensa Objektif          
b.    Lensa Objektif                  : Lensa yang dekat dengan  objek dan membentuk bayangan nyata, terbalik diperbesar
c.    Diafragma                          :  Bagian yang mengatur banyak sedikitnya sinar yang dipantulkan cermin menuju mata pengamat.
d.  Reflektor                              :  Terdiri atas cermin datar, dan cermin cekung yang berfungsi untuk memantulkan cahaya ke dalam lubang diafragma dan lubang yang terdapat pada meja benda. Cermin datar digunakan untuk/ jika sumber cahaya cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan jika cahaya kurang terang.
e.      Tabung Mikroskop (tubus) : mengatur focus yang menghubungkan   lensa objektif dan okuler
f.       Pemutar Halus (micrometer)   : Menaik-turunkan tubus secara lambat
g.      Pemutar Kasar (macrometer) : menaik-turunkan tubus secara cepat
h.      Meja Mikroskop                       : tempat untuk meletakkan benda yang
: akan diamati
i.        Penjepit objek                              :menjepit kaca preparat yang akan   diamati agar tidak mudah tergeser
j.        Revolver                                      :tabung yang dapat diputar dan berfungsi sebagai alat pemindah lensa
k.      Kondensor                                   :untuk mengumpulkan cahaya yang dipergunakan menerangi preparat dan dapat dinaik-turunkan
l.        Engsel inklinusi (sekrup)             : mengubah sudut tegak lurus mikroskop
m.     Lengan Mikroskop                       : pegangan untuk membawa Mikroskop
n.      Kaki Mikroskop                           : menyangga mikroskop

3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsi
            Dalam Praktikum Biologi Dasar tentang Mikroskop, alat-alat yang digunakan adalah:
     a.    Mikroskop                   : untuk mengamati objek
     b.    Objek Glass                : sebagai alas benda yang akan diamati
     c.    Cover Glass                : sebagai peutup benda yang akan diamati
     d.    Gunting                       : untuk menggunting kertas Koran
     e.    Pinset                          : untuk mengambil bahan Objek
     f.   Pipet Tetes                  : untuk mengambil larutan
    g.    Beaker Glass              : berfungsi sebagai wadah larutan
    h.    Washing Bottle            : sebagai tempat aquades
3.2 Bahan dan Fungsi
            Adapun bahan-bahan ynag digunakan dalam praktikum Biologi Dasar tentang Mikroskop adalah sebagai berikut :
a.    Tissue                                      : untuk membesihkan Objek glass
b.    Potongan Kertas Koran          : sebagai objek Pengamatan
c.    Aquades                                  : untuk memperjelas bayangan

 


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur
      Dalam praktikum Biologi Dasar dilakukan beberapa tahap. Tahap-tahap dalam Praktikum Biologi Dasar adalah :
4.1.1 Pembuatan Preparat
                  Hal yang pertama kali dilakuakan adalah menyiapkan kertas Koran. Kemudian menggunting salah satu huruf yakni kuruf “a” setelah digunting, huruf diletakkan di atas meja objek yang sebelumnya telah dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan di glass objek kemudian ditetesi dengan aquades yang diteteskan tidak perlu terlalu banyak.
                  Setelah objek ditutupi dengan cover glass. Penutupan harus dilakuakan dengan hati-hati yakni dengan meletakkan cover glass sejajar dengan glass objek dan ditutupi pelan-pelan dengan membentuk sudut 45o, agar objek tidak terkontaminasi dengan udara dan bertujuan agar air merata di setiap sudut dan tidak terjadi gelembung.
                  Hal yang terakhir dilakukan adalah mengammati atau meletakkannya di Mikroskop. Setelah itu dilakukan pengamatan. Langkah-langkah dalam pengamatan objek yang ada di atas meja objek Mikroskop adalah sebagai berikut :
4.1.2 Pengamatan Mikroskop
                  Langkah pertama dalam mempersiapkan mikroskop adalah meletakkan mikroskop dengan posisi yang benar. Yakni lengan menghadap tempat kita duduk dan meja preparat kea rah sebaliknya. Kemudian menghubungkan kabel mikroskop ke Listrik. Langkah selanjutnya menyalakan scalar mikroskop.
                  Setelah mikroskop siap, maka diletakkan preparat di meja mikroskop dengan cara membuka penjepit yang ada di atas meja mikroskop. Setelah itu agar objek tersebut tepat di tengah dan dapat dengan mudah diamati, maka diputar bagian pemutarnya meja preparat ke kanan kiri dan depan belakang. Setelah berada di tepat di tengah objek dapat diamati.
Langkah selanjutnya adalah mengamati perbesaran lemah dengan perbesaran kuat. Bila bayangan yang Nampak kabur mata, maka harus diputar lagi fokusnya dengan pemutar halus. Dalam pengamatan ini harus hati-hati agar lensa objektif tidak membentuk cover glass.
4.2 Analisa Hasil Pengamatan
    Adapun data yang dihasilkan dari pengamatan praktikum mengenai penggunaan mikroskop adalah sebuah gambar hurus ‘a’ terbalik yang memiliki sifat maya, terbalik, dan diperbesar. Pengamatan tersebut menggunakan jenis mikroskop binokuler yang memiliki lensa okuler berjumlah dua dan menggunakan perbesaran 64×.
      Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan bayangan yang mempunyai sifat semu,terbalik diperbesar. Terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan  sifat bayangan akhir. Selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempuinyai sifat yang sama, yaitu semu, terbalik, dan lebih diperbesar lagi. Pada mikroskop electron bayangan akhirnya mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf “a” yang terbalik dan diperbesar (Wikipedia,2009).



4.3 Gambar dan Hasil Pengamatan
            Di dalam praktikum Biologi Dasar hasil pengamatan huruf  “a” dari potongan kertas Koran adalah sebagai berikut :









                      
                        Memiliki Sifat :                                                            Memiliki sifat :
-          Nyata                                                        -     Maya
-          Tegak                                                        -     Terbalik
-          Kecil                                                          -     Diperbesar


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam Praktikum Biologi Dasar tentang Penggunaan dan pemeliharaan Mikroskop, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis dan bergerak halus
2.    Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda mikroskopis yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
3.    Mikroskop binokuler menghasilkan benda maya, terbalik, diperbesar
4.    Pengamatan objek dilakukan dengan ketelitian
5.    Pengamatan Objek dilakukan dengan perbesaran halus agar gambar bias fokus
6.    Bayangan gambar terlihat lebih besar, dan hurufnya terbalik
5.2 Saran
            Agar praktikum yang datang mampu menggunakan dan memahami fungsi serta cara kerja mikroskop dengan baik dan benar.



DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Pialang dan dida. 2007. Rangkuman Biologi. Graha Ilmu : Yogyakarta
Image,2009 . Mikrokop Elektron. Http://www.asia.ru
Image, 2011. Mikroskop Monokuler.
Image,2009. Mikroskop Pender dan Medan Gelap. http://blognya-eka.blogspot.com
Image.2009. Mikroskop. http://google.co.id/image-microskop.
Image 2009. Mikroskop.fase kontras. Http://indonetwork.co.id/allofers/60/tahap.html
Irawan, Hadi. 2008. Sains Umum. Ganesha Exact : Bandung
Risnadar, Nan. 2009. Biologi umum. Ganesha Exact : Bandung